Langsung ke konten utama

Pemasangan Raja: ‘Kakak laki-laki’ Sultan Brunei menyetujui upacara anggun, menekankan hubungan dekat antara tetangga

Pemasangan Raja: ‘Kakak laki-laki’ Sultan Brunei menyetujui upacara anggun, menekankan hubungan dekat antara tetangga

Pemasangan Raja: ‘Kakak laki-laki’ Sultan Brunei
Pemasangan Raja: ‘Kakak laki-laki’ Sultan Brunei
Pemasangan Raja: ‘Kakak laki-laki’ Sultan Brunei menyetujui upacara anggun, menekankan hubungan dekat antara tetangga

Kunjungan Baginda Sultan Ibrahim ke Brunei secara pribadi menyampaikan Instrument of Royal Invitation for the Mighty sebagai Raja Malaysia ke-17 pada 20 Juli ini ke Sultan Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah, menekankan hubungan erat antara negara-negara tetangga.

Istana Negara Grand Chamberlain Datuk Azuan Effendy Zairakithnaini mengatakan kunjungan Sultan Ibrahim ke Istana Nurul Iman di Bandar Seri Idaman pada 25 Juni menggambarkan ikatan unik dan kuat yang terjalin antara para kepala negara.

Azuan Effendy, yang mendampingi Baginda dalam kunjungan, menggambarkan pertemuan itu indah dan istimewa yang dilaksanakan dalam suasana nyaman.

“... Meskipun Brunei bukan bagian dari Malaysia, persaudaraan di antara Pemerintah Melayu memimpin Sultan Ibrahim menyetujui kunjungan ke Brunei dan secara pribadi menyampaikan surat undangan kepada Sultan Hassanal Bolkiah.

“Para hadirin dan penyampaian Instrumen Undangan menggunakan kehormatan khusus dalam bahasa istana, tetapi (selama pertemuan) Baginda menyebut Sultan Hassanal Bolkiah sebagai ‘abang’ (kakak), sedangkan Sultan Brunei menyebut Sultan Ibrahim sebagai ‘adik’ (adik). Ini benar-benar luar biasa," katanya kepada Bernama baru-baru ini.

Azuan Effendy mengatakan selama pertemuan, Sultan Brunei menyatakan rasa syukur dan senang atas kunjungan Sultan Ibrahim, menambahkan bahwa Pemerintah Brunei menyatakan niat untuk menghadiri upacara meskipun ia akan sibuk dengan berbagai program karena Brunei merayakan ulang tahun ke-78 Yang Mulia pada 15 Juli.

“Yang Mulia (sultan Hassanal Bolkiah) mengatakan akan mengatur ulang acara resmi yang direncanakan untuk hadir dan menunjukkan dukungan untuk Upacara Penginstalan Sultan Ibrahim,” katanya.

Mengenai instrumen undangan kerajaan, Azuan Effendy mengatakan bahwa itu dibuat khusus dari kulit kambing dan disajikan kepada penguasa Melayu dan Yang di-Pertuan Negeri, serta royalti asing yang meminta mereka untuk memeriahkan upacara pemasangan, yang merupakan praktek tradisional.

“Kata-kata tetap tidak berubah, tulisan tangan dalam tulisan jawi menggunakan bahasa Melayu dan diletakkan dalam kapsul khusus sebelum disampaikan oleh delegasi kepada undangan masing-masing,” tambah dia.

Sultan Ibrahim mengangkat sumpah dan menandatangani instrumen jabatan sebagai Raja ke-17 pada tanggal 31 Januari. — Bernama 

Komentar